Stigma leukimia sebagai penyakit kanker mematikan pada anak yang dahulu menjadi momok bagi kesehatan buah hati perlahan pudar. Dengan pengobatan yang sesuai dengan protokol Yogyakarta, hampir seluruh pasien anak yang terkena kanker leukemia dapat disembuhkan secara total.
“Protokol Yogyakarta ini merupakan metode pengobatan susunan obat untuk pasien leukemia (Acute Lymphoblastic Leukemia ) sampai dua tahun dengan komposisi obat dan biaya yang lebih murah sekitar sepersepuluh sampai seperduapuluh dibandingkan dengan pengobatan di negara asing,” urai Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM dan Ahli Kanker Anak, Prof Sutaryo, Selasa 17 April 2012.
Menurutnya, penyebab utama kematian pada penderita kanker leukemia adalah terjadinya infeksi dan perdarahan. Infeksi dapat terjadi ketika penderita banyak kontak dengan orang lain yang membawa kuman yang akhirnya kuman tersebut menyebabkan infeksi.
“Prilaku menjenguk pasien secara bersama-sama ini yang sangat rawan pada penderita leukemia karena dapat menularkan kuman yang menyebabkan infeksi. Sehingga dalam penanganannya pasien kanker leukemia harus steril,” paparnya.
Faktor perdarahan sendiri kata Prof Sutaryo sudah dapat diatasi dengan transfusi darah sesuai dengan golongan darah pasien. Penyedian kantong darah yang mencukupi di RS Sardjito ini mempercepat penanganan perdarahan.
“Tumbuhnya kesadaran para mahasiswa di Yogyakarta untuk menyumbangkan darah turut mempercepat penanganan perdarahan terutama untuk transfusi
darah,” urainya.
Lebih lanjut Sutaryo menyatakan setiap harinya RS Sardjito menerima satu pasien anak yang menderita leukemia untuk dirawat. Usia anak-anak yang terkena leukemia antara 3 hingga 5 tahun.
“Hingga saat ini penyebab kanker leukemia masih dalam penelitian dan kanker leukemia ini banyak terjadi pada negara berkembang seperti Indonesia,”tukasnya
Eka Wibawa, ayah dari seorang pasien kanker leukimia, Erlinda G Wibawa, mengatakan anaknya diketahui sakit leukemia ketika baru berusia 1,5 tahun. Setelah menjalani pengobatan selama dua tahun, Erlinda bebas dari obat. Sekarang Erlinda sudah berusia 15 tahun dan dinyatakan sembuh. “Proses pengobatan memang panjang yaitu selama dua tahun. Namun dengan penanganan dokter anak saya saat ini sudah dinyatakan sembuh,”ujarnya. ( Vivanews
catatan awal kuliah..